5 Hewan Laut dengan Pelindung Surya Alami, Aman dari Sinar UV!

Featured Image

Hewan Laut yang Memiliki "Sunscreen" Alami

Sinar ultraviolet (UV) bukan hanya berdampak pada manusia, tetapi juga dapat memengaruhi makhluk hidup lainnya, termasuk hewan laut. Meski hidup di dalam air, banyak spesies hewan laut yang tinggal di perairan dangkal dan terpapar sinar matahari langsung. Hal ini membuat mereka rentan mengalami kerusakan sel akibat radiasi UV. Namun, beberapa hewan laut memiliki mekanisme alami untuk melindungi diri dari paparan sinar UV. Mekanisme ini bekerja mirip dengan tabir surya atau sunscreen yang kita gunakan sehari-hari. Berikut adalah beberapa contoh hewan laut yang memiliki "sunscreen" alami.

1. Ikan Kod

Ikan kod (Gadus morhua) memiliki senyawa bernama gadusol. Senyawa ini berfungsi sebagai tabir surya alami yang melindungi embrio ikan dari kerusakan akibat radiasi UV. Menurut laporan dalam jurnal Current Biology tahun 2023, gadusol diproduksi oleh induk ikan kod dan disimpan dalam telur. Gadusol bekerja dengan menyerap radiasi UV sebelum mencapai sel-sel sensitif di tubuh ikan, khususnya embrio. Dengan demikian, bagian tubuh ikan kod terlindungi secara alami dari paparan sinar UV. Selain ikan kod, senyawa ini juga ditemukan pada spesies ikan lain seperti salmon, ikan rainbow trout, dan ikan gobi.

2. Penyu

Selain ikan kod, penyu juga memiliki senyawa gadusol yang berfungsi sebagai sunscreen alami. Senyawa ini bisa melindungi tubuh penyu dari radiasi UV. Tidak hanya penyu, penelitian menunjukkan bahwa senyawa ini juga ditemukan pada beberapa spesies aligator dan ayam ternak. Seorang profesor dari Fakultas Farmasi Oregon State University, Taifo Mahmud, menjelaskan bahwa gadusol pertama kali ditemukan pada telur ikan. Namun, seiring waktu, senyawa ini juga ditemukan pada berbagai spesies lain. Mahmud percaya bahwa gadusol memiliki peran lain, seperti sebagai antioksidan dan membantu respons tubuh terhadap stres.

3. Cumi-cumi

Cumi-cumi memiliki cara unik untuk melindungi diri dari paparan sinar UV, yaitu dengan memproduksi asam amino mirip mikosporin (MAA). Senyawa ini bertindak seperti tabir surya alami yang menyerap sinar UV secara alami. Selain cumi-cumi, senyawa MAA juga ditemukan pada organisme laut lain seperti alga, koral, krustasea, dan moluska. MAA mampu menyerap radiasi elektromagnetik sinar UV-A dan UV-B. Namun, komposisi kimia senyawa ini belum sepenuhnya diketahui oleh para ilmuwan.

4. Bulu Babi

Bulu babi atau landak laut memiliki mekanisme pertahanan diri yang mirip dengan cumi-cumi, yaitu dengan memproduksi asam amino mirip mikosporin (MAA). Senyawa ini berfungsi sebagai tabir surya alami dengan cara menyerap sinar ultraviolet (UV) dan melepaskannya dalam bentuk energi panas. Dengan demikian, komponen seluler dan DNA bulu babi terhindar dari kerusakan akibat radiasi sinar UV.

5. Udang Laut

Udang laut, yang merupakan bagian dari krustasea, juga memiliki kemampuan untuk melindungi diri dari paparan sinar UV. Mereka memiliki asam amino mirip mikosporin (MAA) yang berfungsi sebagai perlindungan alami. Namun, berbeda dengan cumi-cumi dan bulu babi yang memproduksi sendiri senyawa MAA, udang laut menyerap MAA dari makanan seperti alga atau mikroalga. Mereka mengakumulasikan senyawa tersebut di jaringan tubuh mereka.

Keberagaman Mekanisme Perlindungan Hewan Laut

Senyawa seperti gadusol dan MAA membantu melindungi hewan laut dari kerusakan sel akibat radiasi sinar UV. Keberadaan dua senyawa ini menunjukkan bahwa dunia fauna kaya akan mekanisme perlindungan diri alami. Adaptasi biokimia pada hewan laut berkembang secara unik untuk menjamin kelangsungan hidup mereka di lingkungan yang penuh ancaman.

Beberapa hewan laut juga memiliki kemampuan lain, seperti meniru suara manusia. Misalnya, ada 4 hewan yang bisa meniru suara manusia, tidak hanya bebek. Selain itu, ada juga 5 hewan endemik di Gunung Merbabu yang sering ditemukan saat mendaki.

Komentar