
Pengumuman Starlink Tidak Menerima Pelanggan Baru di Indonesia
Starlink, layanan internet berbasis satelit yang dikembangkan oleh SpaceX milik Elon Musk, telah mengumumkan bahwa mereka tidak lagi menerima pelanggan baru di Indonesia sementara waktu. Dalam pengumuman resmi yang diterbitkan pada 13 Juli 2025, Starlink menyatakan bahwa kapasitas layanannya telah habis terjual di seluruh wilayah Indonesia.
Layanan ini menggunakan satelit untuk menyediakan akses internet dengan cakupan luas, termasuk ke daerah terpencil. Perkembangan teknologi internet satelit di Indonesia dimulai sejak peluncuran satelit Palapa A1 dari Kennedy Space Center, Amerika Serikat, pada 9 Juli 1976. Sejak saat itu, Indonesia menjadi negara pertama di Asia dan ketiga di dunia yang mengoperasikan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) menggunakan satelit GEO setelah Amerika Serikat dan Kanada.
PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) merupakan perusahaan telekomunikasi swasta berbasis satelit pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 1991. PSN menggunakan teknologi Very Small Aperture Terminal (VSAT), yang dicetuskan oleh dua ahli satelit, yaitu Adi Rahman Adiwoso dan Iskandar Alisjahbana.
Dalam pengumumannya, Starlink juga menyampaikan bahwa mereka akan menghentikan sementara aktivasi perangkat baru bagi pelanggan yang membeli melalui ritel atau penjual pihak ketiga di Indonesia. Namun, masyarakat tetap dapat melakukan deposit untuk menjaga posisi dalam daftar tunggu. Mereka akan menerima notifikasi ketika layanan kembali tersedia, meskipun belum ada jadwal pasti.
“Tim kami sedang bekerja sama dengan otoritas lokal untuk menghadirkan Starlink ke Indonesia secepat mungkin,” tulis Starlink dalam pengumumannya.
Starlink adalah proyek ambisius dari SpaceX yang bertujuan menyediakan internet berkecepatan tinggi ke seluruh dunia melalui jaringan satelit di orbit rendah Bumi. Dengan ribuan satelit yang telah diluncurkan, layanan ini menawarkan cakupan global dan koneksi internet yang cepat serta stabil. Harga bulanan untuk layanan Starlink mencapai sekitar $110 hingga $120 atau sekitar Rp 1.600.000 hingga Rp 1.800.000. Keunggulan Starlink meliputi kecepatan tinggi, latensi rendah, dan cakupan global.
Selain Starlink, beberapa penyedia layanan internet satelit lainnya di Indonesia juga menawarkan opsi yang berbeda. Berikut adalah lima pilihan utama:
-
Ubiqu
Menawarkan berbagai paket internet satelit dengan kecepatan hingga 100 Mbps dan harga mulai dari Rp 1.000.000 per bulan. Paket ini cocok untuk individu maupun bisnis karena fleksibel dan unlimited. -
DTPNet
Menggunakan teknologi iDirect DVB-S2X untuk memberikan kecepatan hingga 40 Mbps. Biaya bulanan mencapai Rp 19.000.000, cocok untuk pengguna yang membutuhkan koneksi stabil dan kuota besar. -
Mangoesky
Menawarkan koneksi stabil dengan kecepatan hingga 10 Mbps dan harga mulai dari Rp 1.500.000 per bulan. Cocok untuk pengguna rumahan atau kecil. -
PC24
Menyediakan layanan internet satelit dengan kecepatan 25 Mbps dan dukungan teknis yang baik. Harga mulai dari Rp 11.000.000 per bulan, cocok untuk bisnis skala besar. -
MSS (Mega Sarana Satelit)
Menawarkan berbagai paket fleksibel dengan kecepatan hingga 100 Mbps. Biaya langganan mulai dari Rp 17.000.000 per bulan, dengan keunggulan kecepatan tinggi dan latensi rendah.
Dengan berbagai pilihan layanan internet satelit, masyarakat Indonesia memiliki akses yang lebih luas untuk mendapatkan koneksi internet yang andal, terutama di daerah terpencil.
Komentar
Posting Komentar